Tepat 1 tahun usia pernikahanku (2012 yang lalu), kami rayakan dengan menghabiskan hari jadi kami dengan traveling, seperti yang sudah kami sepakati setelah melewati masa Travelmoon tahun sebelumnya.
Yang membedakan di traveling kami kali ini adalah kondisi istri yang sedang berbadan dua. Hampir saja kami harus merelakan tiket Air Asia yang sudah kami beli tahun sebelumnya, untungnya hasrat traveling si empunya rahim kayaknya lebih besar daripada kekhawatiran lainnya.
Setelah berkonsultasi dengan dokter, akhirnya lampu hijau menyala untuk traveling ke Penang dan Kuala Lumpur.
Persiapan yang kami lakukan kali ini cukup berbeda dengan beberapa traveling sebelumnya. Kali ini barang bawaan istriku otomatis akan menjadi tanggunganku karena yang terhormat gak boleh terlalu capek atau membawa beban berat. Hemm… seperti yang Archibald Witwicky bilang di Transformer, No Sacrifice No Victory! This is my sacrifice, but where's my victory??? :D
Akhirnya setelah semua fix dengan itinerary yang matang, aku melanjutkan ke tahap selanjutnya, yaitu mengurus ijin meninggalkan pekerjaan selama 1 hari, yaitu di hari senin. Dikarenakan perjalanan kami kali ini sengaja di buat bertepatan dengan hari libur nasional, jadi cutipun gak perlu sampai banyak terbuang. Jadilah diijinkan hanya dengan mengambil satu hari kerja.
Day Minus One
Persiapan traveling kali ini dimulai satu hari sebelum hari H, ini karena tiket ke Penang berangkat pagi-pagi sekali, yaitu jam 5.30! Dengan posisi kami yang berada di Pontianak dan gak ada pesawat yang lebih pagi dari itu, jadilah kami terbang ke Jakarta sore hari dan menginap di Jakarta untuk satu malam.
Sampai di Jakarta kami menunggu jemputan transportasi dari hotel Permata Bandara yang berjarak lebih kurang 20 Menit dari bandara Soetta. Kami pilih hotel ini karena dari hasil googling sebelumnya, hotel ini sepertinya pas, dari segi harga, jarak dari bandara dan fasilitas hotel. Hanya saja ada yang gak sesuai dengan review yang aku baca di internet yaitu layanan TV Kabel. Hasilnya kami tiba di hotel dan hanya mendapat TV jadul dan siaran lokal! weeww…
D-Day
Alarm sudah di set agar dapat membangunkan kami jam 3 pagi. Beranjak dari kasur menuju kamar mandi dan mengguyur diri dengan air hangat. tepat pukul 3.30 pagi kami pun minta untuk diantarkan ke bandara Soetta dan yang sangat disayangkan lagi, fasilitas antar ke bandara pada dini hari gak masuk dalam fasilitas, jadilah kami mengeluarkan lagi 30 ribu rupiah sebagai ongkos transportasi ke bandara.
Tiba di Bandara sebelum jam 4 pagi dan Gate keberangkatan belum di buka tetapi counter check in sudah dibuka. Sebagai perwujudan rasa penasaranku, tiketku dan istri sudah terlebih dahulu check in melalui Web dan fasilitas Mobile Check in. Tiketku melalui web check in dan tiket istriku melalui web check in. Satu yang gak aku ketahui sebelumnya, check in melalui Website Air Asia ternyata bisa langsung mendapatkan nomor seat sementara istriku yang aku check in-kan melalui Mobile check in hanya mendapatkan boarding pass tanpa nomor seat!
Awalnya aku pikir gak akan ada masalah, tapi endingnya ternyata gak terduga. Boarding pass yang sudah tercetak melalui Web check in sudah dianggap sebagai boarding pass dan bisa langsung proses ke imigrasi karena sudah clear dan sudah ada seat. Sementara tiket yang melalui Mobile check in harus melakukan check in ulang di mesin scan dengan menunjukkan barcode yang dikirim ke hape. Di sini sudah mulai ada masalah timbul, mesin scanner barcode gak bisa membaca barcode di layar iPhone ku. Awalnya kupikir mesinnya bermasalah, sampai 4 mesin scanner yang tersedia aku jajal, dan hasilnya tetap NOL! waah, iPhone nih kayaknya bermasalah. Tetapi setelah ada beberapa orang yang juga gak bisa terbaca oleh mesin scanner, ternyata memang mesinnya yang error! ck ck ck… Akhirnya kembali ke counter check in dan secara manual mencetak boarding pass dengan nomor kursi terpisah jauh! Well, daripada gak berangkat, akhirnya terima aja deh. Ngikut kalimat bapak presiden kita aja, PRIHATIN! :(
Setelah sholat subuh terlebih dahulu sebelum boarding, kamipun akhirnya berjalan menuju shuttle bus yang akan mengantarkan semua penumpang menuju Penang ke pesawat. Di atas pesawat istriku sempat meminta tolong pada pramugari agar kursi kami bisa berdampingan, tapi apa daya, penumpang yang duduk di sebelahku tidak mau bertukar kursi dengan istriku. Akhirnya aku yang mengalah dan ikut pindah ke sebelah istriku di kursi bagian belakang pesawat. Beruntung saat itu pesawat tidak dalam kondisi full, jadi kursi di bagian belakang sama sekali tidak berpenghuni. yipppiii…..! Selang beberapa menit kemudian kamipun akhirnya meluncur dengan mulusssss menuju Penang.
Pagi itu matahari belum kelihatan dan cahayanya masih samar-samar menemani penerbangan kami yang bisa dibilang sangat pagi! Sambil menunggu makanan pre-order yang sudah dibeli tahun sebelumnya saat pembayaran tiket dilakukan, aku mencoba untuk tidur sebentar karena malam sebelumnya waktu tidurku kurang berkualitas. Gak berapa lama akhirnya pre-order meal datang juga dan aku akhirnya membeli satu lagi makanan untuk berjaga-jaga siapa tau masih berasa lapar, tau gitu beli pre-ordernya sekalian banyak gitu biar irit! :D
Sekitar satu setengah jam penerbangan, pilot dengan sengaja berbicara lewat pengeras suara sekedar untuk memberitahukan bahwa kami saat itu sedang melintas tepat di atas Kuala Lumpur. Spontan penyakit curiositis satu pesawat kambuh dan semua yang punya akses ke jendela pesawat langsung melihat ke arah luar pesawat, entah apa yang mereka lihat, termasuk juga aku dan istri karena kebetulan kami pun duduk di kursi jendela. Untunglah penyakit kampungitis gak ada yang kambuh saat itu.. :D
Hampir satu jam setelah kami melintas di atas Kuala Lumpur, akhirnya sebuah pulau yang masih diselimuti kabut tampak di bawah kami dan terus mendekat. Yaa…akhirnya pesawat turun dari ketinggian jelajahnya, pertanda bahwa kami sudah mendekati tujuan kami, Penang! Hanya beberapa saat setelahnya kamipun mendarat dengan mulus di bandara Pulau Pinang, Malaysia!
PENANG
Akhirnya sampai juga di tempat tujuan kami, Penang. Saat menuju imigrasi kami heran dengan kondisi bandara Penang yang tidak berbeda jauh dengan bandara Syamsudin Noor Banjarmasin. Bandara ini tidak terlalu besar untuk ukuran bandara internasional, mungkin karena sedang ada renovasi saat itu jadi bandara terkesan sempit dan kurang nyaman.
Hal pertama yang aku cari dan selalu wajib dicari setelah urusan imigrasi selesai adalah Peta! Hal yang wajib saat berada di negara orang, dan kebetulan Malaysia punya banyak peta gratis yang disediakan di tiap-tiap bandara, hotel serta tempat-tempat yang representatif sebagai panduan para wisatawan agar gak tersesat.
Peta sudah ditangan dan siap untuk berangkat, tapi justru disinilah kebodohan muncul. Pada peta yang aku ambil sebelumnya terdapat tulisan Komtar dibawah gambar gedung yang menyerupai mall dan sejenisnya, ada salah persepsi disini, dimana aku salah membaca antara Komuter dan Komtar!! Dengan pedhe tingkat tinggi aku langsung bertanya pada seorang polis Malaysia yang kebetulan lewat di sekitar dan kebetulan juga tampangnya lebih cakep daripada Syaiful Bahri apalagi Briptu Norman :D
"Permisi, saya mau tanya, kalau mau naik Komtar dimana ya?". Ekspresi pertama yang polis itu tunjukkan adalah bingung, baru kemudian sadar dan rada senyum dikit… "Nak ke Komtar ke?" jawab si polis. Dengan pedhe kuadrat aku langsung mempertegas karena mungkin si polis gak ngerti dengan kalimatku yang pertama. "Saye nak naik Komtar dimane pak cik?" Berlagak bisa bahasa melayu dan dengan sok tau aku nanya balik lagi. Spontan si polis langsung paham dan menjelaskan dengan sabar. "Bukan nak naik Komtar, tapi nak ke Komtar bang! Komtar tu tempat beli bilah, shopping bang." Owh, Okay… kataku dalam hati. Jadi kalau nak ke Komtar naik ape pak cik? sudah mulai ngerasa malu dan sudah siap-siap ambil langkah goceng! akhirnya si polis nunjukin tempat pemberhentian bus shuttle, tepat di seberang pintu keluar kedatangan. Setelah ngucapin matur thank you, aku datengin istriku dan akhirnya keluar secepat mungkin dari kawasan kedatangan bandara Penang.
Sampai di tempat pemberhentian bis, aku menunggu bis yang menuju arah Georgetown karena di sana hotel tujuan kami. Tapi karena hari masih pagi dan check in Tune hotel baru bisa dilakukan pada pukul 2 waktu setempat, akhirnya kami putuskan untuk berjalan-jalan sebentar di kawasan Georgetown. Gak lama kami menunggu dan akhirnya bis tujuan Georgetown datang. Tulisan rute yang tertera di papan elektrik tertulis Jetty, pelabuhan utama yang menghubungkan Pulau Penang dengan Mainland, Butterworth.
Lebih kurang 45 menit kami berada di dalam bis yang melaju cukup cepat, akhirnya kami sampai di tujuan terakhir yaitu Jetty, which is masih di wilayah Georgetown. Kami berjalan-jalan ringan disekitaran pelabuhan, mengingat istriku dalam kondisi hamil muda dan tidak boleh terlalu capek. Akhirnya tidak terlalu banyak yang bisa kami kunjungi di sekitaran pelabuhan, hanya sempat ke St. Pier Church dan melihat beberapa spot yang cocok untuk di rekam dengan kameraku.
Selesai dengan sesi pemotretan singkat, kamipun naik bis lagi untuk menuju ke Komtar, yang ternyata tidak hanya sebagai pusat perbelanjaan, tapi juga sebagai pusat pemberhentian bus dimana kita bisa berganti rute untuk pergi ke tempat lainnya. Di Komtar ini hampir semua rute bus di Penang ada di sini dan dari Komtar kita bisa berganti rute kemanapun dan ini adalah sesuatu yang gak aku lakukan, karena Tune Hotel sudah sangat dekat dari Komtar. Berdasarkan peta yang aku punya, jarak dari Komtar ke Tune Hotels bisa dilakukan dengan berjalan kaki, tapi aku gak mau ambil resiko dengan kondisi istriku yang sedang hamil muda. Jadilah kami menyewa becak dengan pilot seorang bapak cina yang sudah tua dan ramah. Dia menawarkan jasanya dengan tarif RM10. Cukup mahal memang untuk jarak yang relatif dekat. Tapi itu bukan masalah, toh aku kesini mau liburan, selama tidak melebihi budget perjalananku sampai akhir nanti, RM10 bukan angka yang besar. Jadilah kami berkendara dengan becak di Penang. Jujur saja, sedikit berbeda pengalaman naik becak di Penang dengan di Jogja ataupun kota lainnya. Perbedaannya adalah pada kendaraan yang melintas di sekitar kita, semua teratur dan rata-rata adalah mobil dan Bus. Kondisi cuaca saat itu yang berawan dan atmosfir lingkungan dengan kendaraan minim polusi dan tertib lalu lintas, membuat perjalanan singkat kami dengan becak di Penang sangat nyaman.
Sampai di Tune Hotel, kami 2 jam lebih awal dari jadwal check in, jadilah kami menunggu di lobby hotel yang nyaman dan sangat tenang sampai akhirnya tiba pasangan suami istri dan anaknya yang berasal dari Jepang. Anak perempuan yang sangat lucu dan sangat friendly selalu berusaha untuk berbicara dengan kami, tapi sayangnya dia hanya bisa berbahasa Jepang, dan kami pun cuma bisa bengong dan senyum-senyum. :D
Jadwal check in di Tune Hotel bisa dibilang ketat, tapi ternyata tidak seperti yang aku bayangkan sebelumnya. masih sekitar 40 menit menuju jam 2 siang, resepsionis akhirnya mempersilakan kami yang sudah hampir 2 jam menunggu di lobby hotel untuk check in dan mendapatkan kamar. Gak lama setelah check in akhirnya kami mendapatkan kamar di lantai 5. Sudah beberapa kali aku memilih Tune Hotel sebagai tempat istirahat saat berlibur. Perlu untuk disampaikan bahwa keberadaan hotel ini memang pas untuk melengkapi kegiatan liburan para backpacker yang memang menghabiskan 75 persen waktunya untuk menjelajah wilayah yang mereka datangi, bukan untuk tidur di hotel. Jadi fasilitas Tune Hotel yang bisa kita pilih sesuka hati seperti AC, TV dan Toilettries bisa dihilangkan. Tapi untuk kunjungan kali ini, aku memilih paket hemat (Toilettries dan AC selama 12 jam), pas bangeeet!
Sebelumnya aku melakukan reservasi di Tune Hotel hanya untuk 1 malam saja, tapi ternyata ada beberapa perubahan dan akhirnya aku membuat reservasi 1 hari lagi di hari berikutnya dengan sudah bertanya pada pihak Tune Hotel terlebih dahulu. Akhirnya pada saat menginap hari pertama, aku koordinasi dengan resepsionis hotel agar reservasiku di hari berikutnya bisa di gabung agar paket hemat yang sudah ku beli tidak hangus, terutama AC 12 jam-nya. :p
Dan ternyata sesuai dengan harapan, paket yang sudah ku beli bisa tetap dinikmati dan AC 12 Jam ternyata cukup untuk 2 hari! yessss, lumayan ngiriitt.. :D
Sore hari kami keluar untuk sekedar berjalan-jalan ringan sekaligus makan malam. Kami mencoba untuk mencari bus yang bertuliskan Hop On Free, yaapp, bus yang digunakan khusus untuk mengitari wilayah Georgetown secara gratis! Awalnya kupikir bus ini akan berbeda dengan bus normal lainnya, dan ternyata yang membedakan hanya tulisan Hop On Free yang diletakkan secara manual menggunakan semacam kertas karton di kaca bagian depan bus. Bukan cuma itu, bus gratisan ini ternyata sangat jaraaaaang melintas, dan sekali melintas tiap 20 menitan tapi penuhnya bukan main. Gak seperti bus di Indonesia, walaupun masih ada banyak ruang kosong, bus gratisan itu gak bakalan berhenti untuk menaikkan penumpang. Jadilah kami menunggu bus itu hampir 40 menitan sampai akhirnya hari sudah mulai sore dan penumpang juga semakin sedikit barulah kami bisa mendapat kesempatan naik yang gratisan! yaay… :D
Mengitari wilayah Georgetown di sore hari, kami melewati beberapa tempat wisata seperti Masjid Kapitan Keling dan St. George Church yang berdekatan. Gak lama setelah melewati Gereja St. George, kami turun di kawasan Esplanade untuk menikmati pemandangan pinggir pantai dan menurut peta, ada beberapa spot wisata di daerah Esplanade yang gak boleh dilewatkan. Seperti yang umum diketahui, Penang terkenal dengan gedung-gedung tua dan terawat yang menjadikannya satu dari sekian banyak tempat di dunia sebagai UNESCO's World Heritage. Memang seperti itu yang aku dapatkan di pulau ini, gedung-gedung tuanya sangat terawat dan klasik. Jadi kepikiran untuk sekali waktu bikin sesi foto di Penang bareng dengan kawan-kawan fotografer semasa kuliah, dijamin dah, Ajiiibb!! :D
Kami berjalan menyusuri pesisir pantai, tidak sepenuhnya di pesisir karena pinggiran pantai sedikit ditinggikan dan diberi pembatas, tapi tetap saja nyaman untuk berjalan dan menikmati pemandangan pantai Pulau Penang. Sedikit aneh melihat pinggiran pantai yang dipenuhi batu karang di beberapa tempat, dan gak jarang terlihat tikus berlarian di antara batu karang bahkan gak jarang juga berlarian di pasir putih. Hemm… baru kali ini tikus item berlarian dipinggir pantai, tapi mereka gak sendirian, di atas pohon, di pagar pembatas dan di langit mereka diawasi burung gagak yang menurutku cukup seram untuk kondisi yang saat itu sudah semakin gelap.
Dengan kondisi redup karena hari sudah mulai malam, aku dan istriku mempercepat langkah dan menyempatkan diri mengabadikan momen dengan sedikit jepretan di beberapa lokasi hingga akhirnya hari mulai gelap. Kami memutuskan untuk naik bus dengan rute ke arah bandara untuk turun di Queensbay Mall, karena dari sini akan tampak pemandangan malam Jembatan yang menghubungkan antara Penang dan Butterworth. Malam hari di pinggir pantai sambil memandang cahaya panjang yang membelah lautan, suasananya pas buat pacaran, dan memang benar, ada beberapa pasangan yang sudah terlebih dahulu mengambil tempat strategis, yang semakin mempersulit aku untuk mendapatkan sudut yang tepat untuk mengambil gambar. fyuuh… Dan akhirnya aku kebanyakan hanya duduk bersama istriku lalu membeli makan malam di Queensbay Mall, beberapa burger Mc Donalds dan french fries. Cukup kenyang untuk malam itu sampai kami memutuskan untuk naik taxi ke hotel dengan biaya RM30. Karena jarak yang cukup jauh serta kondisi capek, jadi RM30 sekali lagi bukan halangan. :p
Day Two
Pagi hari bangun sedikit lebih lambat karena aktifitas di hari sebelumnya lumayan menguras energi istriku yang sedang mengandung. Lewat dari Jam 10 pagi kami baru keluar dari hotel untuk pergi menuju Gurney Drive, kawasan shopping mall yang terletak di pinggir pantai. Sebelumnya kami sempatkan untuk makan lagi di warung nasi Kandar di dekat hotel. aku langsung pesan nasi kandar dan roti canai yang sudah menjadi makanan khas warga setempat. Masakan orang-orang India ini memang gak jauh beda sebenarnya dengan masakan padang, kuah santan yang kental dan daging ataupun telur dan ikan. Tapi yang membedakan adalah rasa bumbu yang khas dan belum pernah aku rasakan di warung padang manapun. hahahaa.. yang penting habis dulu deeh ni makanan.
Selesai berurusan dengan perut, kamipun bergerak menuju halte bis di Komtar. Sebelumnya dari Komtar menuju ke Tune Hotels kami menggunakan becak, kali ini kami berjalan kaki menuju Komtar karena ternyata letaknya yang tidak terlalu jauh. Sampai di Komtar, kami langsung menuju Jalur bis yang menuju ke arah Gurney Drive. Gak lama setelah itu, bis kami langsung berangkat dengan tujuan akhir Batu Feringgi Beach yang juga melintas melewati Gurney Drive.
Sekitar 15 menit perjalanan, akhirnya bis kami berhenti di sebuah halte bis, dan yang mengherankan ternyata tidak ada Mall ataupun pantai di sekitar situ. Supir bis akhirnya berbicara dengan suara keras, Gurney Drive turun di sini. aku dan beberapa orang cewek yang berasal dari Indonesia saling pandang. Ini beneran turun disini?! itu yang pertama keluar dari mulut tiga orang cewek itu. Aku akhirnya melihat ke arah spion tengah bis, dan si sopir menjelaskan sambil melihat ke arah kami melalui spion tengah. " Gurney Drive turun disini, ikuti jalan di seberang, nanti sampai." Dan memang benar, akhirnya kamipun turun dan menyusuri jalan yang dimaksud sampai akhirnya tampak banyak gedung besar yang sebelumnya tertutup pohon-pohon rindang.
Kamipun berpisah dengan tiga orang cewek yang aku gak tau namanya siapa, untuk mengambil rute masing-masing. Tujuan kami ke Gurney Drive ini adalah untuk hunting masakan seafood yang terkenal lezat dan murah, itu berdasarkan apa yang aku baca setelah googling di internet beberapa minggu sebelum berangkat. Kami akhirnya masuk ke dalam Gurney Mall, untuk langsung menuju pesisir pantai dengan harapan menemukan seafood yang kami inginkan. Keluar dari Gurney Mall, kami langsung menemukan pesisir pantai yang sama seperti di Esplanade yang kami kunjungi. Dibangun tembok pembatas panjang yang membatasi ombak agar tidak sampai ke jalan. dan kondisinya juga kurang lebih hampir sama, tidak terlalu bersih untuk pantainya karena saat itu posisi air sedang surut dan ternyata banyak sampah berserakan di atas pasirnya. Tapi kami kesini bukan untuk pantainya, kami mencari Seafood! yeeaah…. dan ternyata seafoodnya belum buka. Sesuai dengan yang aku baca sebelumnya, jam buka seafood tersebut adalah sore hari sekitar pukul 4 atau 5. Sedangkan kami sampai disitu sekitar pukul 1 siang. Jadinya kami menghabiskan waktu dengan berfoto di sekitaran situ dan berkeliling Gurney Mall sampai akhirnya makan siang di Mc. Donalds.
at Gurney
Amiiinnn dapeet yg beginian :p
Hmmm.... ini kok jadi kampungitis yaakk.. :p
Rainbow by the beach
Nebeng jepretan :p
Sampai akhirnya pada sore hari kamipun keluar dari mall untuk menuju area masakan seafood. Sampai di area tersebut, aku dan istri akhirnya mengurungkan niat untuk makan seafood. Tempat yang hampir mirip dengan pasar dengan lokasi yang berhimpitan antara meja satu dan lainnya. Satu hal yang paling penting dari itu semua adalah kehalalan masakannya karena penjual makanan disitu semua adalah chinese dan tidak ada logo halal sama sekali di setiap warungnya. Kamipun mundur secara teratur dan kembali berkeliling mall untuk sekedar menghabiskan waktu dan membeli beberapa barang.
Saat hari sudah mulai gelap, kamipun mencari taksi di sekitaran Gurney Mall. Bagian pesisir pantai Gurney sangat padat dan macet. Kamipun mencari taksi di bagian belakang mall, tempat kami datang sebelumnya. dengan tarif RM15 kami diantarkan oleh supir taksi chinese yang sangat ramah sampai di Tune Hotels persis sebelum gelap. Setelah mandi dan berganti pakaian, kamipun makan malam di restoran yang terletak persis di lantai bawah Tune Hotels. Sebuah restoran dengan masakan italia. Well, aku sudah tau kalau makan disini, pasti endingnya akan mengejutkan. dan benar, untuk makan berdua aku mengeluarkan sekitar RM70. Fantastis!! terpaksa bayar pakai kartu kredit :D
Sengaja kami tidur awal karena esok subuhnya kami harus sudah tiba di Jetty, pelabuhan ferry menuju ke Butterworth untuk naik kereta api ke Kuala Lumpur. Sekitar jam 3 pagi aku sudah bangun untuk mandi dan bersiap-siap. Langsung kami check out dari hotel dan meminta bantuan dari resepsionis hotel untuk menghubungi taksi karena aku kuatir belum ada bis yang beroperasi sepagi itu. Sampai di Jetty kamipun segera naik ke tempat antrian masuk kapal dan ternyata kami tertinggal kapal pertama karena kapal tersebut sudah berangkat sekitar 10 menit yang lalu. Jadilah kami menunggu untuk ferry berikutnya datang. Sekedar informasi bahwa perjalanan ferry dari Pulau Penang ke Butterworth adalah gratis. Tidak ada biaya yang keluar untuk pergi meninggalkan pulau ini. Tetapi ketika mendatangi Penang, ada biaya yang dikeluarkan dan berdasarkan hasil googling biaya yang dikeluarkan sekitar RM1,5 per orang.
Antrian ferry second batch ke butterworth
Sepanjang perjalanan di atas ferry, kami bertemu pasangan traveler bernama Chris dan Irene yang berasal dari Canada. Banyak cerita yang mereka bagi dengan kami. aku sangat terkesan dengan banyaknya kisah perjalanan yang mereka ceritakan. One of my favorite adalah saat mereka berkendara di dalam mobil Caravan/camper menempuh perjalanan dari Canada ke San Fransisco selama beberapa minggu! WOW… Dengan keadaan mereka yang sudah cukup berumur, traveling selama itu dengan mobil adalah hal yang sesuatu! Tapi yang lebih mengagumkan lagi, perjalanan mereka kali ini adalah perjalanan yang terpanjang dan dimulai dari Chiang Mai dan akan berakhir di Singapura lalu menumpang kapal pesiar selama beberapa bulan untuk kembali ke Canada. AWESOME!!
Chris and Irene, traveler!
Turun dari Jetty, kami langsung mengarah ke stasiun Butterworth yang letaknya tidak begitu jauh dari pelabuhan. Ternyata Chris dan Irene juga akan menuju ke Kuala Lumpur dengan menggunakan kereta api, dengan kesamaan tujuan itu, kami akhirnya berjalan bersama menuju ke stasiun Butterworth yang penunjuk jalannya sangat minim dan sedikit membingungkan. Fyuuh.. Setelah akhirnya sampai, kami masih harus menunggu karena kami tiba cukup awal dari jadwal yang ditentukan. Tepat jam 8 kami sudah ada di atas kereta yang perlahan melaju meninggalkan stasiun Butterworth. Keberangkatan kami yang tepat waktu ternyata tidak dapat membuat kami sampai di KL tepat pada waktu yang ditentukan. Kereta api yang kami tumpangi tiba-tiba berhenti setelah satu setengah jam perjalanan dan mengharuskan lokomotif diganti, sementara lokomotif pengganti harus didatangkan dari stasiun Butterworth yang jaraknya satu setengah jam. wheeww… pasti delay kalo begini!
Salah satu stasiun kecil yang kami lewati.
Setelah hampir 9 jam perjalanan, kami akhirnya sampai di Kuala Lumpur. Stasiun KL sentral berada di bawah tanah dan suasananya sedikit remang-remang saat itu sedikit membuat suasana sore itu agak seram :D tapi begitu naik ke lantai atas, terminal kedatangan, aku langsung surprise. Well, ini baru stasiun kereta, gak seperti yang di Butterworth, hahaha…
Segera aku menghubungi teman kuliahku yang adalah seorang warga negara malaysia untuk memberitahukan bahwa aku sudah sampai di KL. Kami sebelumnya memang sudah janjian untuk ketemuan di KL sentral dan dia menawarkan rumahnya kepada kami untuk beristirahat. Karena kunjungan ke KL ini adalah kunjungan yang sangat singkat, jadilah kami langsung diajak ke spot menarik yang ada di KL, itu termasuk Petronas Tower. Aku langsung memuaskan diri dengan membidik menara ini dari berbagai sudut dan sekaligus mengabadikan momen ini dengan istriku.
Petronas dari kejauhan :)
Petronas dari agak deketan :p
Pose ma bini (finally) :p
Pose laennya ma bini :)
at Basement with Najmi and Zara
Pose andalan :))
with Onn's Fam
Lil' Zara :*
Setelah makan malam di rumah makan setempat, yang menyajikan Tom Yam paling enak yang pernah aku makan, kami langsung menuju ke Selangor, dimana rumah temanku berada. Saat itu kami melaju di tengah hujan yang cukup lebat dan berharap di wilayah Selangor tidak terjadi hujan karena temanku ini ingin mengajak kami ke area wisata malam di Selangor, iCity! tempat yang penuh dengan lampu ini sangat menawan menurutku. dan karena malam itu di kawasan iCity hujan sudah lewat, kami akhirnya dapat menikmati pesona dari lampu-lampu dalam bentuk pohon, bunga dan banyak lagi. Aaahh… Joosss dah :)
Warna warni iCity
iCity Woods
Esok harinya, setelah aku berpamitan dengan orang tua temanku, kamipun diajak berkeliling lagi ke beberapa tempat di Putra Jaya, setelah sebelumnya menghabiskan Roti Canai yang yummy di Selangor untuk sarapan. Arsitektur dan desain bangunan pemerintahan di kawasan Putra Jaya ini cakeep bangeet!! mulai dari Gedung dewan, sampai Gedung pemerintahan yang memang dibuat cakeeeepp… Sebelum mengarah ke Bandara, kami diajak bertemu dengan keluarga temanku yang kebetulan bekerja sebagai pegawai pemerintahan di situ. Kawasan perumahan pegawai pemerintahan di Malaysia bisa dibilang cakeeppp jugaa, gak mau kalah dengan gedung-gedung megah yang menjadi kantor pemerintahan. Dibuat menyerupai komplek perumahan dengan taman dan kondisi jalan yang terawat, aku jadi pengen daftar PNS ajaa laah di sini! lol :D
Roti Canai-nya wajib dicoba! :p
Diamonds :)
Perumahan PNS at Putra Jaya
Farewell Kuala Lumpur
Perjalanan panjang kamipun akhirnya di mulai menuju ke arah bandara yang lumayan jauh ternyata! Sekitar 1 jam kami berkendara dengan kecepatan di atas 100 kilometer perjam, akhirnya sampai juga kami di terminal khusus pesawat berbiaya murah, LCCT, yang juga mengakhiri perjalanan kami di Malaysia. Setelah berpamitan dengan Temanku, kami pun masuk menuju terminal keberangkatan. Di sini kami melihat adanya perbedaan dengan mesin scan barcode yang sebelumnya tidak berhasil dilakukan di Indonesia, kali ini karena tiket kami yang keduanya melalui mobile check in, kami mau tidak mau harus mencoba mesin itu atau langsung menuju counter check in yang tersedia untuk mencetak boarding pass kami. Saat berada di depan mesin scanner, aku langsung girang karena mesin tersebut bisa membaca barcode yang tertera di layar iPhone ku! ternyata memang bukan hapeku yang error.. legaaaaa :D
Airline favorit untuk keliling Asia :)
Di dalam terminal, setelah sebelumnya melalui proses imigrasi yang saat ini sangat simple, aku duduk dekat dengan gerbang keberangkatan yang tertulis di tiket agar tidak lama mengantri, sementara istriku sibuk mencari makanan untuk mengisi perutnya. Well, aku maklumi karena memang kondisinya yang sedang hamil, porsi makannya sedikit meningkat dari biasanya. Gak berapa lama akhirnya panggilan untuk segera boarding ke pesawat aku dengar. Kamipun segera bersiap-siap lalu mengantri sebentar untuk segera masuk ke pesawat.
Satu hari di Kuala Lumpur, are you kidding me?! there will be next time and I will stay longer than the previous one! that is a promise! Soon ya :)